
Regina N Helnez & Sabiq Carebesth
Brander Matthews adalah salah satu manusia paling bijaksana yang pernah saya kenal. Saya berkesempatan belajar di bawah bimbingannya di Kolumbia selama tiga tahun. Saya mendapat kehormatan bisa menjalin pertemanan dengannya. Suatu hari, ketika saya dan dia berdiri di jendela ruang kerjanya, dia menunjuk ke arah seorang pria paruh baya yang terlihat sombong dan membosankan di jalan di bawah.
“Kalau saya bisa menuliskan kisah hidup pria itu,” katanya, “kalau saya bisa menuliskannya seperti keadaan sebenarnya, mulai dari masa kecilnya hingga hari ini—saya telah menuliskan buku yang jauh lebih baik di antara buku sastra lainnya di dunia, terkecuali Injil.” Saya bertanya-tanya ketika mendengar teman sekaligus pembimbing saya berbicara begitu bersemangatnya. Pertama-tama saya melirik Brander Matthews untuk memastikan kalau ia sedang bercanda. Dia tidak bercanda. Lalu saya mengintip ke jalan di bawah untuk melihat pria biasa-biasa saja yang tadi dia bicarakan. Saya tidak bisa melihat tanda apapun yang menunjukkan bahwa pejalan kaki itu memiliki kehidupan yang ceritanya akan menggemparkan dunia. Menjawab tatapan kosong saya yang konyol, Matthews melanjutkan:
“Tidak, saya tidak tahu dia siapa. Saya tidak tahu apapun tentangnya. Saya tidak pernah melihat dia sebelumnya. Saya hanya asal memilih dia sebagai contoh, karena dia kelihatan seperti sosok khas yang kita anggap biasa-biasa saja. Inilah yang ingin saya coba katakan: “Tidak ada satu pun pria atau perempuan yang kisah hidupnya, jika diceritakan secara jujur dan komplet, tidak akan menjadi drama terhebat yang pernah ditulis. Tapi drama itu tidak akan pernah bisa ditulis. Tidak ada orang yang memiliki visi yang benar-benar tepat dari hidupnya berikut episode dan sudut pandangnya yang merupakan drama hebat. Perjuangan di tebing dan penyelamatan perempuan cantik yang berada dalam kesulitan bukanlah momen dramatis sesungguhnya di kehidupan siapapun. Drama luhur berasal dari kejadian dan reaksi dalam kehidupan sehari-hari, yang dideskripsikan dengan apik.”

Sebagai anak muda yang sombong, saya mengira pembimbing saya yang bijaksana itu salah. Bagi saya, kisah hidup, mendekati kematian, duel Prisoner of Zenda, perselisihan detektif Hawkshaw, nampak sebagai bentuk drama yang ideal. Kejadian dan adegan seharihari tidak membuat saya merasa dramatis bagaimanapun juga; ataupun layak untuk ditulis sama sekali.
Tiga puluh tahun belajar dan berpengalaman, sejak saat itu, menunjukkan kepada saya betapa luar biasa benarnya khotbah Brander Matthews. Kalau saja sejak dulu saya menyadari faedah perkataan itu, saya mungkin sudah menjadi penulis yang hebat sekarang; yang mana tidak akan pernah saya alami. Jika para pembaca memiliki kebijaksanaan untuk mengikuti ajaran dari khotbah Brander Matthews, mereka dapat menyelamatkan diri mereka sendiri dari banyaknya kekecewaan dalam upaya menulis kisah-kisah sukses. Dengan kata lain, mereka harus menulis hal-hal sederhana yang jelas mereka ketahui, alihalih melangkah jauh ke bagian yang tidak meyakinkan dari berbagai drama sejenis yang mereka sangat tidak kenali.
Ray Long mempertimbangkan teori Brander Matthews, dalam gaya ala Napoleon-nya, selama kunjungannya ke tempatku di Sunnybank, beberapa tahun lalu. Kami sedang mendiskusikan penulisan cerita dan mengapa mayoritas calon penulis gagal membuat fiksi bagus. Dia bilang: “Para pemula harusnya menyadari bahwa lima puluh kali lebih baik kalau menggambarkan kejadian biasa-biasa saja dengan cara yang luar biasa daripada menggambarkan kejadian luar biasa dengan cara biasa-biasa saja!”
Cobalah kembalikan memori Anda ke beberapa cerita pendek terbaik, dan Anda akan menemukan betapa benar epigramnya. Misalnya, “de Maupassant” adalah penulis cerita pendek yang tak ada taranya. Apa tema-tema dari ceritanya yang paling terkenal? Apakah mereka berhubungan dengan pertarungan pedang dan tembakan pistol dan penculikan dan dentingan rantai hantu di dalam ruang bawah tanah yang misterius dan gelap dengan plot yang berbelit? Berikut adalah tema dari dua cerpen terbaiknya:
Seorang istri pegawai miskin meminjam sebuah kalung. Dia kehilangan kalung itu; dan menghabiskan masa muda dan paruh bayanya dengan menabung uang demi mengganti barang itu—hanya untuk mengetahui pada akhirnya bahwa kalung itu imitasi dan bukan dari berlian. Seorang pria tua dari desa membungkuk untuk mengambil seutas tali. Orang-orang di jalan yang melihatnya berpikir kalau yang dipungutnya adalah dompet yang dia curi. Kecurigaan mereka membebani pikirannya sampai kesehatannya memburuk. Itu adalah garis besar dari dua kisah yang abadi. Tidak ada kejadian yang melodramatis atau mewah atau rumit dalam kedua kisah itu. Seseorang bisa saja menyebutkan lebih dari selusin dongeng de Maupassant yang telah mencapai ketenaran abadi dengan plot yang tidak lebih subtil daripada The Necklace dan A Piece of String.
Setiap orang memiliki pengetahuan mendalam tentang satu atau lebih jalan kehidupan; sebuah pengetahuan yang telah dia kuasai; dan dengan resital yang tepat akan menjadi cerita yang hebat. Mungkin si pemula tadi adalah petugas pengantar barang, gadis toko, petani, pengumpul sampah. Baiklah kalau begitu. Ada drama dan kekuatan narasi yang menarik dalam sepuluh ribu detail dari salah satu atau semua profesi ini; dalam latar mereka, dalam ikatan persahabatan yang terbentuk; dalam beragam seluk beluk tentangnya yang tidak biasa. Kisah-kisah yang ditulis oleh orang-orang ini dapat dibuat menjadi luar biasa, jika saja mereka membuat cerita itu sebagai cermin kehidupan.
Apakah mereka akan melakukannya? Tidak. Tidak sementara mereka bisa menulis tentang tindak kejahatan misterius yang mereka tidak pahami betul; kehidupan masyarakat dan novel picisan tentang petualangan dan cinta yang konon katanya romantis; juga topik lain yang tidak mereka ketahui sepenuhnya.
Beberapa dari kita ditakdirkan untuk menghadapi kematian dalam pertempuran tunggal; bertahan hidup dari tornado di laut dengan kapal yang bocor; merebut seorang putri dari pangeran jahat yang berusaha meraih tangannya; menggagalkan pencuri permata internasional atau para pemeras; menyelamatkan anak perempuan semata wayang seorang multimilioner; menguraikan bagan yang menunjukkan di mana harta karun berada. Dan ketika kita mencoba untuk menggambarkan petualangan ini dalam fiksi, kita menulisnya dengan tidak meyakinkan seolah kita sedang mencoba menggambarkan kunjungan ke planet Mars.
Tetapi bagi ribuan orang lainnya, lumrah adanya untuk tahu bagaimana manajer kantor bersikap dan berbicara juga caranya menatap ketika Smithers dilaporkan terlambat untuk ketiga kalinya di minggu itu; bagaimana trotoar yang licin itu terasa, dan bagaimana angin fajar melintasi wajah ketika kita berjalan sambil mengantuk untuk bekerja pukul 6 pagi di saat toko sedang ramai-ramainya; kekonyolan para debitur menjawab dan bersikap ketika kita meneleponnya untuk menagih piutang yang jatuh tempo itu; seratus karakter berbeda dari seratus anak yang berbeda di sekolah tempat kita mengajar; obrolan dangkal dari rekan-rekan kerja kita atau orang-orang yang sedang bersuka ria; kejadian unik dari sesama penyewa di apartemen dan kebiasaan aneh petugas kebersihan.
Kita tahu semua hal itu dan banyak hal lainnya. Kita betul-betul tahu hal itu dan mereka sangat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita sehingga kita merasa hal-hal itu tidak layak untuk dicetak. Sedikit dari kita, yang memiliki kepandaian untuk menyadari nilai tersebut, menuai hasil panen yang melimpah.
Tulis dengan baik apa yang Anda pahami. Jika Anda tidak dapat menulis dengan baik hal-hal yang sudah Anda kenali, satu juta persen pastinya Anda tidak dapat berharap untuk menulis dengan baik hal-hal yang tidak Anda ketahui. Adegan, karakter, tema – semuanya tepat ada di tangan Anda. Gunakan mereka. Jangan memalingkan muka kemudian menyimpang jauh dan asal-asalan menulis hal-hal yang tidak Anda ketahui. (RH)